

Isra mikraj merupakan salah satu momen yang sangat bermakna dalam sejarah umat Islam. Isra mikraj menandakan rihlah imaniyah Rasulullah dalam rangkaian pengejawantahan risalah ilahi kepada seluruh alam. Karena itu, semua kaum muslim secara serentak menyambut malam Isra mikraj dengan suka cita. Penyambutan momen sakral ini diwujudkan dalam berbagai bentuk, selain dengan berpuasa pada harinya, juga malamnya diisi dengan berbagai rangkaian ibadah seperti zikir dan salat tasbih berjamaah, atau dengan mengadakan tausiah.
Pada tahun ini Dayah Raudhatul Ma’arif menyambut malam sakral ini dengan acara yang sedikit berbeda dengan tahun lalu. Biasanya hanya diadakan acara berzikir bersama dan tausiah. Kali ini, malam Isra mikraj di Dayah Raudhatul Maarif disambut dengan acara Cerdas Cermat dan Mubahasah antars santri kelas 6. Acara ini diinisiasi dan dilaksanakan oleh Lembaga Bahtsul Masail (LBM) dengan uluran tangan segenap dewan guru yang terlibat.
Mubahasah tersebut mengangkat tema “Ketentuan Ititha’ah Haji pada masa kini”. Masalah ini dianggap masih menjadi masalah yang hangat untut didiskusikan. Meskipun oleh sebagian ulama sudah memiliki kesimpulan masing-masing terhadap masalah ini, namun dalam ruangan diskusi inilah akan dipertemukan teks-teks kitab terkait untuk mengupas pendapat dan mengurai dalil-dalil setiap pendapat yang muncul.
Sepintas lalu mungkin terkesan “agak laen” penyambutan malam Isra mikraj dengan acara sedemikian rupa. Namun, ternyata ada maksud lain yang patut dipertimbangkan dari penyambutan malam sakral ini dengan mengadakan acara Cerdas cermat dan Mubahasah. Tujuan itu adalah menjemput dan melestarikan kembali semangat keilmuan, sebagaimana pada Isra mikraj Rasulullah membawa turun, di antaranya, semangat keilmuan dan keimanan kepada para sahabat. Dengan demikian, acara cerdas cermat dan mubahasah dalam momen Isra mikraj bisa dikatakan sebagai coek tafaoi semangat keilmuan dan keimanan.