Ini adalah potret yang sarat akan makna. Dimana para ulama kharismatik Aceh duduk bersama. Membahas tentang nasib agama untuk sekarang dan juga kedepannya. Di tengah gejolak zaman yang semakin gila.
Dalam gambar ini, yang paling kanan adalah Tgk. H. Hasballah Ali (Abu Keutapang, Nisam), Tgk. H. Hasanoel Bashry HG (Abu Mudi Samalanga), Tgk. H. Muhammad Amin Mahmud (Abu Tu Min Blang Bladeh), dan yang paling kiri adalah Tgk. H. Muhammad Amin Daud (Ayah Cot Trueng). Semoga Allah senantiasa menjaga mereka dan kita semua dalam bingkai rahmat-Nya.
Semua wujud di alam semesta adalah by design Allah SWT. Begitu juga objek yang terbidik dalam potret ini. Gambar ini seolah tersirat gambaran kisah tentang nasehat keras Sulthanul Ulama I’zzuddin Bin Abdissalam saat beliau bersama Abu Hasan Asy-Syazily menghadiri undangan diskusi dalam satu forum di suatu daerah di Mesir. Ketika giliran Abu Hasan berbicara, beliau menyampaikan tentang manaqib Imam Syafi’I, sebahagian hadirin yang agak duduk jauh di pojokan asik berbincang sendiri, karena barangkali suara Abu Hasansedikit kurang terdengar jauh, lantas Sulthanul Ulama berdiri dan berkata dengan nada yang tinggi ;
(Bila seorang yang ‘Alim sedang bicara, maka alam seluruhnya terdiam).
Begitulah kiranya, betapa Ayah Cot Trueng begitu khidmat mendengar Al-‘Allamah Al-Fahhamah Abu Tu Min berbicara. Walaupun bukan ulama lintas generasi, tapi sewajarnya yang lebih tua menasehati yang lebih muda.
Dalam potret ini pula, ada hal menarik lain yang terlukiskan ; di Aceh, sebagaimana telah kita maklumi, guru kita Abu Mudi sukses mendirikan satu organisasi TASTAFI (Tasawwuf, Tauhid & Fiqh). Dan sekarang, organisasi ini diketuai oleh yang Mulia Ayah Cot Trueng. Dalam gambar ini, seakan-akan Ayah sedang mendengar dengan khidmat kalam-kalam nasehat yang sarat akan makna dari sesepuh yang ada di hadapannya. Abu Tu Min terkenal dengan Tauhidnya, Abu MUDI dengan Fiqahnya dan Abu Keutapang dengan Tasawwufnya, seakan sinar TASTAFI sedang menyelimuti Ayah Cot Trueng.
Melihat gambar yang begitu menggetarkan hati, sepertinya tongkat estafet agama mulai perlahan diulurkan. Dan semoga saja generasi muda yang telah mereka bentuk di dayah-dayah bisa mengembani tugas mulia dalam mengurus agama di kemudian hari.
Semoga Allah memberikan kesehatan dan umur panjang bagi Orang Tua Rohani kita agar kiranya sinar agama lama bertemu sirna.