LPI Dayah Raudhatul Ma'arif

Www.raudhatulmaarif.com
Sebagaimana yang telah kita ketahui dibagian sebelumnya, ada banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil dari ulamanya para tabi’in, Imam Hasan al Basry. Maka pada postingan kali ini, kami nukilkan kembali sebahagian pelajaran-pelajaran tersebut yang disarikan dari berbagai kitab.
  • Al-Hasan rahimahullah menangis sejadi-jadinya, maka ditanyakan kepadanya, “Wahai Abu Sa’id, apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena takut kalau Allah melemparkan aku ke dalam neraka dan tidak memperdulikan nasibku lagi”. (Aina Nahnu min Haa’ulaa’i, hal. 75)
  • “Wahai anak Adam. Sesungguhnya engkau adalah kumpulan perjalanan hari. Setiap hari berlalu maka hilanglah sebagian dari dirimu”. (Ma’alim fi Thariq Thalab al-’Ilmi, hal. 35)
  • “Sesungguhnya orang yang faqih itu adalah orang yang zuhud kepada dunia dan sangat memburu akhirat. Orang yang paham tentang agamanya dan senantiasa beribadah kepada Rabbnya. Orang yang berhati-hati sehingga menahan diri dari menodai kehormatan dan harga diri kaum muslimin. Orang yang menjaga kehormatan dirinya dari meminta harta mereka dan senantiasa mengharapkan kebaikan bagi mereka”. (Mukhtashar Minhaj al-Qashidin, hal. 28)
  • “Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang menjauhi perkara-perkara yang diharamkan Allah kepada mereka dan menunaikan kewajiban yang diperintahkan kepada mereka”. (Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 211)
  • “Bukanlah iman itu dicapai semata-mata dengan menghiasi penampilan atau berangan-angan, akan tetapi iman adalah apa yang tertanam di dalam hati dan dibuktikan dengan amalan”. (Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1124)
  • Hasan ra. menafsirkan makna firman Allah ‘azza wa jalla (yang artinya), “Wahai Rabb kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat”. Beliau mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan ibadah. Adapun kebaikan di akhirat adalah surga”. (Akhlaq al-’Ulama, hal. 40)
  • “Al-Qur’an itu diturunkan untuk diamalkan, akan tetapi orang-orang justru membatasi amalan hanya dengan membacanya”. (al-Muntaqa an-Nafis min Talbis Iblis, hal. 116)
  • “Sesungguhnya orang yang benar-benar faqih/paham agama adalah yang senantiasa merasa takut kepada Allah ‘azza wa jalla”. (al-Muntaqa an-Nafis min Talbis Iblis, hal. 136)
  • “Tidaklah memahami agamanya orang yang tidak pandai menjaga lisannya”. (Aina Nahnu min Haa’ulaa’i [2/84])
     Masih banyak hikmah dari Imam Hasan al Basry, namun karena keterbatasan waktu kami sudahi di sini. Insyaallah akan dilanjutkan pada postingan selanjutnya dengan disertai petuah dan pelajaran dari ulama dan cendikia lainnya. Semoga bermanfaat.

Artikel Lainnya!!!

Abu Cot Kuta Pendiri Dayah Raudhatul Ma’arif