LPI Dayah Raudhatul Ma'arif

    

    

Photo Ilustrasi

     Di kisahkan dalam kitab An-Nawadir halaman 210, bahwa ada seorang pria yang pernah berwisata ke surga, beliau bernama Syarik bin Habasah. Pada suatu hari Syarik bin Habasah menimba air di sumur Salman yang berlokasi di daerah Baitil Maqdis, namun tiba-tiba tali timba tersebut putus, sehingga timba tersebut jatuh ke dasar sumur, kemudian ia turun ke dalam sumur untuk mengambil timba yang terjatuh, tiba-tiba ia melihat pintu yang tembus ke Surga, kemudian ia masuk ke dalam Surga, setelah berkeliling sebentar ia memetik selembar daun dari pohon di Surga setelah itu ia keluar.

     Setelah sampai keatas ia menceritakan kejadian tersebut kepada penduduk Baitil Maqdis sambil memperlihatkan Daun pohon Surga yang dipetiknya. Kemudian berbondong-bondong lah orang masuk ke dalam sumur untuk melihat pintu Surga, tapi tidak ditemukan pintu apalagi kebun Surga.
Kemudian penduduk Baitil Maqdis mengirim utusan kepada Amirul Mukminin Umar Bin Khattab r.a. Untuk menanyakan perihal tersebut, ternyata Umar r.a. Membenarkannya dengan dalil sebuah Hadits:

ان رجلا من هذه الأمة يدخل الجنة وهو حي بينكم

Artinya: “bahwa akan ada seseorang dari umat Muhammad yang masuk Surga padahal ia masih hidup”.

     Kemudian Umar r.a. Menyuruh utusan tersebut untuk memerhatikan Daun tersebut, bila daun yang di perlihatkan oleh Syarik bin Habasah berobah, maka daun tersebut bukanlah dari Surga. Kemudian sang utusan pulang dan menceritakan jawaban yang di berikan oleh Umar r.a kepadanya. Dan setelah diperhatikan ternyata daun tersebut tidak berobah- robah masih terlihat segar. Kisah Syarik yang menemukan Daun pohon Surga semakin kesohor kemana-mana, sehingga banyak penduduk Baitul Maqdis yang mengunjunginya, sekedar untuk melihat daun tersebut.
     Disaat Syarik bin Habasah sakaratul maut ia berwasiat agar Daun Surga tersebut di masukkan ke dalam kafan diletakkan diatas dadanya. Setelah ia meninggal wasiat tersebut dilaksanakan. Itulah kisah seorang pria yang berwisata ke Surga dimasa Amirul Mukminin Sayyidina Umar bin Khaththab Radhiallahu ‘anhu. 
Wallahu A’lamu bish Shawab.
 
Referensi: Kitab An-Nawadir Hal. 210, karangan Syekh Syihabuddin bin Salamah Al-Qulyubi.

Artikel Lainnya!!!

Abu Cot Kuta Pendiri Dayah Raudhatul Ma’arif